Rabu, 25 Maret 2009

RESENSI

Judul : SELEBRITI MENDADAK POLITISI
Study atas pragmatisme kaum selebriti dri panggung hiburan menuju panggung politik
Penulis : Alfito Deanova
Penerbit : Arti Bumi Intaran
Jumlah halaman : ( xx + 205 ) halaman
Cetakan : Pertama, September 2008
Peresensi : Ahmad Romi Royadi



Reformasi 1998 melahirkan babak baru kehidupan berpolitik di negri ini. Masa dimana hancur sudah belenggu yang mengekang kebebasan berpolitik yang telah berlangsung kurang lebih 35 tahun. Semangat demokratisasi bergulir kencang menghendaki kebebasan dari setiap kelompok yang berkepentingan politik untuk mendirikan partai politik sebagai jalan saluran perjuangannya meraih kekuasaan. Dan kemudian kemajuan berikutnya adalah jaminan kebebasan individu untuk memilih siapa yang dikehendaki untuk maju mewakili dirinya.


Hal ini terwujud dalam Pemilu 2004, dimana setiap pemilih dapat memilih secara langsung sosok yang akan duduk di parlemen. Sebab inilah yang kemudian membuat komposisi para anggota parlemen lebih berwarna dan bertabur bintang, hal ini dikarenakan pertimbangan keterpilihan caleg tidak hanya alasan visi-misi atau idiologi partai namun juga figur caleg itu sendiri, disinilah peran caleg artis diposisikan.
Buku ini menangkat fenomena "migrasi" selebriti dari panggung hiburan ke panggung politik. Bagaimana artis memiliki latarbelakang untuk kemudian terjun dalamdunia politik praktis. Sebagian partai kemudian menggunakan peran budaya popular untuk menaklukkan segmentasi pemilih dalam suatu daerah dengan menghadirkan selebriti politik untuk menjadi personifikasi partai politik. Selebriti disini adalah mereka yang biasanya berasal dari industri, olahraga, dan hiburan yang dapat mudah ditemukan di media yang iut serta dalam pemilihan legislative 2004.


Dalam hasil penelitian didalamnya tidak ditelaah upaya partai untuk menciptakan bintan-bintang mereka sendiri namun justru jalan pintas yang mereka lakukan merekrut para selebriti asli yang diharap akan mampu menaklukkan para pemilih dalam payung konteks budaya pop.


Serlebriti menciptakan kondisi para-sosial di benak penggemar, yaitu hubungan antara selebriti dan penggemar dalam status yang abnormal, dan mengandung potensi benih-benih pengejaran secara obsesif menuju hubungan yang nyata, artinya adanya kondisi para-sosial pada penggemar ,membuat mereka berharap memiliki hubungan atau kontak hubungan dengan idola mereka. Kondisi ini memberi keuntungan bagi para caleg selebriti untuk melakukan pendekatan langsung dengan para penggemar yang menjadi pemilih potensialnya. Disini kemudian konsep budaya popular dapat di eksploitasi.
Fenomena caleg selebriti adalah sebuah titik pertemuan antara harapan dari partai politik dan kalangan selebriti. Motivasi utama partai adalah memanfaatkan polularitas mereka untuk kepentingan meraih suara. Sementara tawaran partai ditangkap dan dimanfaatkan untuk tujuan yang sifatnya beragam oleh selebriti.


Namun dalam kenyataan harapan caleg selebriti kemudian tidak sesuai dengan harapan ketika hanya terdapat 7 caleg yang akhirnya meraih kursi legislatif dari 38 selebriti yang mengajukan diri menjadi calon legislatif. Banyak factor yang melatar belakanginya diantaranya : perekrutan caleg selebriti biasanya dilakukan pada hari hari akhir sebelum penetapan caleg, kurang perencanaan khusunya dalam materi kampanye, system proporsinal yang berdasarkan nomer urut memberikan peluang berbeda bagi setiap caleg.
Buku ini layak dibaca oleh semua kalangan terutama yang concern akandunia politik karena memberikan penafsiran akan dinamika politk akhir-akhir ini, dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami dengan tidak meninggalkan sisi substansial demokrasi serta dilengkapi data-data yang valid.(..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar